Skip Navigation LinksSEKOLAH-LAPANG-UNTUK-KONSERVASI-DAN-MASYARAKAT-MANDIRI

 SEKOLAH LAPANG UNTUK KONSERVASI DAN MASYARAKAT MANDIRI

​PLTA Mrica yang berkapasitas 184,5 MW, dibangun pada tahun 1989. Pembangkit memperolehpasokan air untuk menggerakan turbin dari Waduk Panglima Besar (PB) Soedirman (Mrica) yang membendung Sungai Serayu. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah pendangkalanbendungan akibat sedimentasi serta debit air yang kian menurun terutama di musim kemarau.


Untuk mengatasi ini, Indonesia Power mengajak masyarakat yang tinggal di dekat bendungan dan Daerah Aliran Sungai untuk menanami daerah tangkapan air dengan tanaman keras. Tanaman keras yang menjadi pilihan adalah tanaman kopi yang relatif mudah dirawat dan memiliki nilai keekonomian yang tinggi. 


Program ini dilaksanakan sejak tahun 2011, dengan model Sekolah Lapang (SL) bagi petani kopi peserta program. Kegiatannya adalah pelatihan,penyuluhan, studi banding dan pendampingan kepada kelompok tani yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kaliurang. Dalam pelaksanaannya Indonesia Power bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. 


Hingga tahun 2014, SL telah menanam 140.000 tanaman kopi berjenis Robusta dan Arabika serta Albasia sebagai tanaman pelindung, dengan luas penanaman mencapai 80 ha, tersebar di lahan penduduk daerah hulu sungai Serayu dari kecamatan Karangkobar dan Wanayasa.


Setelah penanaman, kegiatan dilakukan dengan bimbingan teknis dari Petugas Penyuluh Lapangan ,dan bantuan teknis seperti mesin pengolah kopi pada petani. Kini kebun kopi rakyat tersebut telah 
empat kali di panen dan dijual di sekitar wilayah Kabupaten Banjarnegara.


Hasilnya, kedua kelompok tani binaan tersebut memperoleh peningkatan taraf hidup antara 26% hingga 52%. Bagi Indonesia Power, inisiatif ini menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk 
konservasi air dan tanah sehingga dapat melindungi bendungan dan menjamin pasokan air ke PLTA Mrica.


Upaya konservasi lahan kritis yang dilakukan melalui Sekolah Lapang ini sedikit banyak juga mengurangi laju sedimentasi di Waduk PB Soedirman. 
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan Indonesia Power, laju sedimentasi di Waduk kini berkurang 58% dibandingkan periode 2009, yang merupakan indikasi yang positif bagi PLTA Mrica.




  • Berkolaborasi dengan STT PLN dan Pemkab Klungkung, IP Gelar Seminar Waste Management dan Waste to Energy

  • Bantuan Kaki Palsu Semangat Nyata Untuk Musa

  • Indonesia Power Gelar Aksi Donor Darah di Penghujung Tahun 2017